saddam putra tidore

Terompet memiliki filosofi atau makna sendiri dalam setiap budaya, terlebih pada budaya dan tradisi  agama Yahudi, Nasrani maupun Islam. Tambah lagi meniup trompet untuk mengusir setan dalam tradisi China. Jadi, orang merayakan tahun baru dengan meniup trompet, bisa memaknai sendiri menurut budaya agamanya (daripada alasan hanya sekedar for fun). Dalam Islam misalnya, mereka bisa mengelak jika disangka meniru-niru tradisi Yahudi atau Nasrani. Karena Nabi Musa juga diperintahkan meniup terompet (sangkala) dalam syari’at Torat untuk menyambut datangnya Rosh Hasanah atau tahun baru Torat, yang jatuh pada bulan ke-tujuh atau tanggal 1 bulan Tishri dalam kalender Ibrani purba.

Suara terompet atau Sangkala, dalam kepercayaan Islam menjadi peringatan akan datangnya kiamat. Inilah terompet Malaikat Isrofil yang siap ditiupkan untuk alam semesta seisinya, menunggu instruksi dari Tuhan. Dan sangat mengerikan, jika menyimak teks wahyu Al-Qur’an Surat Yasin: 29. Dengan satu teriakan saja, semua mati, hancur tak bisa dibayangkan. Tampaknya, Sangkala ini sebesar alam semesta dimana untuk meniupnya ada di ujung alam semesta sedangkan alam semesta itu sendiri termasuk bumi dan isi-isinya berada di bagian dalam terompet itu, tepatnya di ujung terompet.

Mungkin dalam hadis ini bisa menggambarkannya, yaitu yang diriwayatkan Abu Hurairah ra. Rasulullah saw bersabda :“Ketika Allah telah selesai menjadikan langit dan bumi, Allah menjadikan sangkakala (terompet) dan diserahkan kepada malaikat Isrofil, kemudian ia letakkan dimulutnya sambil melihat ke Arsy menantikan bilakah ia diperintah”. Saya bertanya : “Ya Rasulullah apakah sangkakala itu?” Jawab Rasulullah : “Bagaikan tanduk dari cahaya.” Saya tanya : “Bagaimana besarnya?” Jawab Rasulullah : “Sangat besar bulatannya, demi Allah yang mengutusku sebagai Nabi, besar bulatannya itu seluas langit dan bumi, dan akan ditiup hingga tiga kali. Pertama : Nafkhatul faza’ (untuk menakutkan). Kedua : Nafkhatus sa’aq (untuk mematikan). Ketiga: Nafkhatul ba’ats (untuk menghidupkan kembali atau membangkitkan).”

Dan instruksi Tuhan bisa datang kapan saja, bisa jadi malam tahun baru nanti. Bagaimana kalau Isrofil sudah mendapat SK dari Tuhan untuk meniup dan memainkan Sangkalanya  malam nanti? di tengah-tengah suara terompet-terompet manusia penuh gairah dunia? di tengah-tengah aksi wanita-wanita yang rela dicumbu dan digauli pasangannya pada pergantian tahun nanti? di tengah-tengah tawa dan teriakan bahagia anak-anak, sibuknya pedagang kaki lima, penjual minuman, para penjaga parkir mengatasi lalu lalang kndaraan, dan ditengah-tengah Bangsa Indonesia yang sejatinya masih terjajah, yg sejatinya menyimpan lukan dan tangis karena belum sempat menikmati kekayaannya sendiri?

Jika benar terjadi, apa yang bisa dilakukan? tunggal langgang? tak bisa. Melindungi barang dan keluarga? tak bisa. Mendekap pasangan masing-masing? percuma. TOBAT? telat. Saya sendiri juga tidak tahu, walaupun seakan penuh persiapan, sepertgi tampak dalam tulisan ini.

jika benar terjadi, bisa jadi juga hanya salah satu atau salah dua akibat dari bunyi Sangkal Isrofil. Berupa ketakutan atau  kematian ?, sesuai petunjuk hadits tersebut. Kematian, maka selesailah sudah, wassalam hidup dunia ini. Ketakutan, ini yg mungkin akan sangat menyiksa. atau ketakutan karena hanya untuk mengusir setan dalam tradisi China. Mengusir setan-setan yang bersemayam dalam diri, setan-setan nafsu. itu jika mempan. Dalam hal ini saya meragukan terompet Isrofil, setan sendiri penuh strategi/siasat, bahkan dalam mengatasi ketakutan itu sendiri.

Lalu, lantas, apa maknanya suara terompet itu yang siap meledak pada tepat pukul 24.00 nanti?

#refleksi akan perayaan malam tahun 2013, semoga bsa mnjadi intropeksi diri..... Wassalam... :)